Wednesday, September 21, 2011

Nita & Anes - Prewedding

Berlokasi di beberapa tempat di Jakarta, Nita dan Anes akhirnya melakukan foto pre-wedding dibantu oleh dua rekan fotografer. Pre-wedding ini mengambil tema casual dan playful. What a fun session all day :)

BEFORE



AFTER

































Happy for you :) God bless u both...


Make-up and hair do for any occasion
08788 5488 788
by appointment only

Friday, September 16, 2011

Evellyn's Birthday Party

SANTI BEFORE



AFTER











































Ini dia yg berulang tahun ke-9



Happy Birthday :* Special thanks to ci Santi and her lil' angel :)


Make-up and hair do for any occasion
08788 5488 788
by appointment only

Sylvia Tan's Graduation

Before















After





Make-up and hair do for any occasion
08788 5488 788
by appointment only

Wednesday, July 6, 2011

After Wed Utet-Ayah





Special thanks to Utet and husband :)


Make-up and hair do for any occasion
08788 5488 788
by appointment only

Wednesday, April 6, 2011

Beauty Shot 3

Model: Rika
Make-up and hair do: Reborn Beauty by Lidya
Photo: TENphotography
Studio: Fleur de Lis


BEFORE



AFTER





*Semua foto di atas adadlah hasil foto murni tanpa editan photoshop


Make-up and hair do for any occasion
08788 5488 788
by appointment only

Beauty Shot 2

Model: Viona
Make-up and hair do: Reborn Beauty by Lidya
Photo: TENphotography
Studio: Fleur de Lis

BEFORE



AFTER




Semua foto di atas adalah hasil foto murni tanpa editan photoshop.


Reborn Beauty
Make-up and hair do for any occasion
08788 5488 788
by appointment only

Monday, March 7, 2011

Insomnia Has To Die!

Setengah dua lewat tengah malam. Cukup lama juga insomnia ini bertahan. Dengan sedikit bunyi-bunyian perut penanda butuh asupan makan, saya hanya bisa bengong menatap televisi tanpa tau cerita yang sedang diputar. Kepala saya berat karena mengantuk, tapi entah mengapa saya seperti menolak untuk tidur.

Saya sudah lupa, seperti apa rasanya berkutat dengan monitor komputer sampai pagi. Hampir setahun ini saya menganggur. Yah, bukan menganggur yang benar-benar menganggur. Hanya saja menyandang gelar 'murid' kembali, kedua setelah 'jobless'. Dulu, ibarat kata pekerja keras, saya pun rela tidur pagi demi pekerjaan yang jarang ada ujungnya. Dan di sinilah saya sekarang. Di depan layar monitor komputer yang terlalu terang, dan kamar yang gelap tanpa penerangan lampu.

Apakah yang menyebabkan saya sulit tidur? Sebuah beban di pundak yang berat (tidak dalam arti sebenarnya) dan seseorang berat yang menguasai kasur (literally). Saya terus-menerus memikirkan hari esok, sehingga tak mau beristirahat. Saya mencoba mengulangi segala rencana supaya tidak gagal. Bangun jam berapa, akan sarapan apa, keramas atau tidak, berangkat les jam berapa, memakai baju apa. Ya, beberapa pertanyaan yang saya yakin 80% tidak akan menjadi nyata dengan alasan utama, TIDAK SANGGUP menyelesaikan bahkan pertanyaan pertama. Saya tidak akan bisa bangun pagi gegara insomnia.

Padahal sudah saya tenggak obat mujarab berwarna pink maha daysat itu. Biasanya (seperti yang sudah saya twit sebelumnya), obat itu bisa mengalahkan segala macam insomnia saya. Tampaknya berkat kesombongan saya yang mengagung-agungkan obat itu di dunia twitter, obat pun pundung. Dia malah malas bekerja untuk menidurkan saya. Ya, mungkin saja.

Tak perlu kesal. Saya hanya ingin mengoceh. Saya hanya mau berbagi malam panjang tanpa tujuan ini.

Baiklah..baiklah.. Saya cukupkan sampai di sini. Secangkir cokelat panas mungkin bisa melemaskan otot dan syaraf lalu membuat saya tertidur nyenyak. I hope.

Dan sebagai penutup, saya mengacungkan kepalan tangan di udara sambil berkata, "insomnia has to die!"

--
Bandung, 7 Maret 2011

Sunday, February 27, 2011

Beauty Shot 1


Photographer: Ten Photography
Make up and hair do: Lidya Agusfri
Model: Queena






Tuesday, February 15, 2011

Another Day After Valentine

Mungkin sebagian cokelat sudah habis tertelan, menyisakan sedikit remah di lantai. Mungkin sebagian kelopak bunga mulai melayu, meruntuhkan sehelai daunnya. Atau mungkin beberapa teguk anggur semalam mulai bereaksi, memaksa keluar dari kerongkongan. Sisanya. Semalam yang indah. Bagi Anda. Bagi pasangan-pasangan muda.

Saya tidak merayakannya dalam sebatang cokelat, buket bunga mawar, atau minuman. Saya hanya melewatinya dg segelintir ucapan dari orang-orang terdekat; keluarga dan kekasih. Saya dan pacar makan malam biasa, di sebuah rumah makan biasa, pulang dan menonton televisi hingga tengah malam. Seperti biasa. Hingga sebuah film selesai ditayangkan, kami memutuskan untuk makan (tengah) malam.

Bandung, 15 Februari 2011, pukul 01.15 WIB.

Beruntung bagi kami, kami berdua kost di daerah stasiun yang masih cukup ramai hingga pagi. Tidak perlu repot untuk mencari makan bila benar-benar kelaparan. Selalu ada gerobak bubur ayam, atau nasi goreng, atau ayam bakar, atau perkedel 'bondon' yang siap sedia 24 jam. Ke sanalah kami pergi, berdua, dengan tangan yang tergenggam, di bawah gerimis hujan.

Selesai makan, dalam perjalanan pulang, saya menyaksikan pria, wanita, anak-anak, lelaki renta tidur menghampar di depan pertokoan tanpa selimut dan hanya beralaskan koran. Ada pula penarik becak yang tidur dalam becaknya. Ada tukang kopi yang terduduk lesu di depan dagangan, di sebuah kursi tanpa lengan. Mereka dan dunianya.

Ke mana perginya valentine bagi mereka? Wahai batangan cokelat, mawar merah, dan alkohol, di mana kalian?

Hari ini, sebelum, sesudah, dan seterusnya. Tak ada bagi mereka sebuah hari kasih sayang yang penuh cinta. Hanya sehelai koran, dan bangku kayu yang dingin. Tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, 14 Februari tetaplah sama seperti biasa.

Tepat ketika kami pulang, hujan deras tercurah seperti langit yang menguras isinya. Dingin. Dan hari kasih sayang pun telat berkata-kata. Mungkin tahun depan ada cokelat, atau bunga, atau minuman bagi mereka.

Yet, another day has come. After valentine, we could see the same old scenes. Such an irony.

Ketika berbatang-batang cokelat, mawar, dan minuman hanya menjadi bingkai memori bagi pasangan-pasangan mudah, kenyataan hidup orang-orang pinggiran terhampar nyata di depan mata.

Monday, February 7, 2011

Ngobrol Soal Mimpi

Mimpi saya adalah berkeluarga, memiliki usaha sendiri, menjadi seorang hair dresser dan make up artist yang profesional.

Sekarang?

Mimpi saya tetap sama. Berkeluarga memiliki usaha sendiri, menjadi hair dresser dan make-up artist profesional.

Bedanya?

Kapan saya berkeluarga, dan yang kedua dengan siapa saya memiliki usaha.

Bisa?

Tentu saja. Karena Tuhan bekerja dengan cara-Nya yang terbaik untuk saya. Saya yakin saya bisa.

Lalu apa mimpi kalian? Kamu yang duduk di depan komputer setiap hari menatap angka-angka? Atau kamu juga yang sibuk menelepon menawarkan kartu kredit? Atau kamu yang menjaga anak, menyusui, melakukan pekerjaan rumah tangga?

Hebat atau tidak mimpimu, jangan pernah menyerah. Karena mengecewakan diri sendiri itu jauh lebih sakit daripada mengecewakan orang lain. Jadilah akuntan yang handal, atau marketer yang menyenangkan banyak calon pengguna kartu kredit, atau ibu rumah tangga yang hangat bagi keluarga.

Mimpiku sederhana saja. Sekali lagi saya katakan, saya hanya ingin berkeluarga, memiliki usaha sendiri, menjadi seorang hair dresser dan make up artist yang profesional.

Amin.