Tuesday, March 17, 2009

kegilaan 16 Maret 09

Maka kini, terdamparlah kami dua orang wanita muda yang baru saja melewati usia 22 di sebuah bus damri yang untungnya ber-AC sementara di luar matahari cerah sumringah menyengat dengan teganya siapa saja yang berjalan kaki. Kami pengelana yang akan berkendara, walaupun tentunya bukan kami para gadis tak ber-SIM ini yang akan menjalankan si bus sampai 20 km ke Jatinangor. Kami hanya menikmati enaknya beradem-ademan sambil ngocol ato ngebanyol dibumbui sedikit hinaan plus cacian yang tentu saja bersahaja, setidaknya agak berpendidikan.

Setelah sebelumnya aku hanya mencicipi tidur selama empat jam saja, aku akhirnya mau juga pergi menemani sahabat aku ini untuk mengantarkan nyawa skripsinya pada pembimbing. Sebenarnya ini akibat sedikit ancaman, karena aku dianggap turut bertanggung jawab atas hidup dan mati tugas akhirnya. Padahal aku pun, selain kurang tidur akibat insomnia yang cukup parah, juga mengalami penderitaan flu (hidung meler, kepala pusing, lidah mati rasa) plus diare (kemarin sudah 9x bolak-balik buang air…bener2 membuang-buang air yang jumlahnya besaaaarrrr) dan nyeri haid. Fiuh, total dari sebuah kesengsaraan tampaknya.

Pagi itu, sebelum aku bercerita mengenai perjalanan kami, mari kita balik ke pukul sepuluh. Pukul segitulah aku dibangunkan oleh dering telepon yang pertamanya membuat aku jengkel karena merasa masih belum cukup tidur. Tetapi begitu melihat itu adalah nomer yang sangat ditunggu-tunggu, aaaah…aku angkat juga dengan lemas. Ternyata aku kangen juga padanya… hahaha… sudahlah, langsung loncat saja ke kejadian setelah aku menutup telepon. Ternyata sms2 tak berperasaan dari sahabat aku itu mampir ke inbox hp, yang memohon aku untuk menemani ke kampus. Waduh, kebetulan sudah tidak bisa tidur lagi… Lantas aku telepon balik saja dan memutuskan untuk menyuruh dia datang dan nanti aku akan memikirkan apakah ikut atau tidak ke nangor. Aku lalu mandi… Datanglah dia, mengetuk pintu. Bukan pintu kamar kost, tapi kamar mandi yang aku pakai. Tau aja kalo aku lagi mandi di situ… hahahaha…

Akhirnya diputuskanlah untuk menemani dia juga. Dengan segenap perlengkapan perang yang dia bawa, yaitu norit satu botol (untuk diare), degirol satu strip (untuk flu), dan feminax (untuk nyeri haid) kami lalu pergi melanglang buana. Lalu

Maka kini, terdamparlah kami dua orang wanita muda yang baru saja melewati usia 22 di sebuah bus damri yang untungnya ber-AC sementara di luar matahari cerah sumringah menyengat dengan teganya siapa saja yang berjalan kaki (udah dijelasin yaaa??? Hahahaha). Aku dan dia duduk berdamping-dampingan karena tak ingin dibilang musuhan. Gak enak kan kalo naik bus sama-sama tapi ternyata pisah tempat duduk. Selama perjalanan, kami asyik bicara soal kekocakan ayah masing-masing yang ternyata setipe, tipe ayah yang sering kurang kerjaan.

Aku cerita soal my dad yg pernah iseng banget ngerjain kakak perempuanku yg paling gede. Waktu itu kami naik mobil, menjemput dia yang pulang kuliah. Di jalan, my dad melihat gelandangan perempuan yang dicurigai kurang waras lengkap dengan kostum kummel super dekil dan rambut acak-acakan. Lalu dia nanya ciciku itu, kayak gini:

Papih : Nov, punya temen gak?
Novi : punya lah… banyak. Kenapa?
Papih : Kalo temen cewek?
Novi : Ada… Banyak.
Papih : Ada yang rambutnya panjang ga?
Novi : (dengan bingung) Ada lah… banyak juga. Kenapa?
Papih : Ada yang jarang mandi?
Novi : (masih bingung) Mana tau mana yang rajin, mandi mana yang jarang mandi… emang kenapa sih??
Papih : kalo yang suka jalan-jalan sendiri?
Novi : (masih bingung tapi sudah mencium gelagat kurang baik) Ada kali ya…
Papih : Itu tuh, temen kamu. Kasian… Diajak aja lah!!! (sambil menunjuk si gelandangan gila yang lagi jalan dipinggiran dan si ayah ketawa2 ngakak)

Itulah keisengan ayahku yang emang bisa tiba2 muncul tak disangka tak dinyana. Kalo lagi kumat, bisa tiba2 bikin ulah ke siapa aja. Tapi untungnya darah itu mengalir kepada anaknya, suka bikin lelucon yang agak berpendidikan. Ditekankan sekali lagi “AGAK” berpendidikan… hahahaha

Selama perjalanan, selain cerita2 bodor (lucu) kami juga sibuk men-dubbing obrolan lewat telepon salah seorang penumpang di kursi bagian belakang. Sebenarnya tidak bermaksud mencampuri urusan, tapi maaf…dia ngomong terlalu kenceng. Jadi aja kita gatel pengen nimbrung. Hasilnya gampang ditebak, semua obrolan otomatis gak nyambung dan terlihat bodoh. Si lelaki kelihatan agak maksa ingin dateng ke kost, dan kami agak memaksa dia supaya gak dateng ke kost. Hahahahaha… Ini lucu banged. Karena kalo direkam, sebenernya jadi pembicaraan yang lucu bagaikan seorang perayu yang mencari mangsa yang lagi nelpon salah seorang mangsanya.

Pulang dari kampus, jalan-jalanlah kami memuaskan hasrat wanita yaitu untuk ber-window shopping di PVJ. Ada satu lagi kebodohan kami yang mengundang lirikan maut dari para pengunjung laen di Gramedia. Gara-gara nemuin satu buku yang “kelihatannya” bagus, tapi gak ada satu pun di antara kami yang mau beli, lalu kami ber-suit (bukan siul) jepang, alias gunting-batu-kertas. Siapa yang 3x kalah harus beli, dan yang menang boleh pinjem. Di tengah-tengah keramaian itu, kami lalu bergumul, mengucurkan peluh, bersimbah darah (lebayyyyy) dalam pertarungan adu duit jepang. Seperti layaknya adu suit, tidak hanya tangan yang bekerja tapi juga lengkap dengan mulut dan kaki (khususnya kanan). Mulut menghitung dan kaki menghentak-hentak lantai setiap kami mengeluarkan jagoan kami. Kalo dilihat, mungkin seperti anak umur lima tahun yang lagi rebutan main boneka. Pada kekalahan ketiga, dia tertawa sangat keras dan saya teriak gak kalah kerasnya…SIAL!!! Dia sambil pegang perut dan saya sambil terjongkok lemas. Lalu yang terjadi berikutnya adalah, semua mata menembus jantung saya, menghujani saya dengan hinaan yang cukup menggetarkan hati. Ternyata semua mungkin berpikir bahwa kami adalah manusia kasta “pembuat-keributan-yang-aneh-sekali-sampai-membuat-kesal”. Bagaimana tidak? Kami sedang di toko buku, yang harusnya kegiatan terbanyak tempat itu adalah membaca. Tapi kami malah mencemari si toko buku dengan kegiatan utama bicara+ketawa+komentar tidak penting tentang ini dan itu. Kami juga sempat membacakan teka-teki dari buku-buku yang ada di situ, tanpa niat untuk membelinya. Cuma pengen aja baca gratis dan dapet ilmu perteka-tekian baru tanpa harus keluar uang. Tanpa disadari, seorang satpam yang berdiri tidak jauh dari kami terus memperhatikan kami yang ngobrol terlalu semangat dan ketawa terlalu kenceng. Tapi maaf Pak, inilah gunanya kami datang ke tempat ini. Kami ingin menghibur anda semua para pegawai Gramedia PVJ sekaligus mengajak Anda untuk lebih dekat dengan Tuhan dengan cara banyak ber-istigfar (aku yakin pasti mereka sering banged ngucapin “astagfirullah”). Ada gunanya juga kan candaan-candaan kami ini?
Ngomong-ngomong soal niat baik… Tadi pagi juga ada sms nyasar yg ingin menipu dengan menyebutkan bahwa nomer hp saya telah terpilih sebagai pemenang kuis telkomsel.

Alih-alih menelepon ke nomer yang diminta untuk dihubungi, saya malah meng-sms balik si nomer itu. Bukan untuk marah-marah, bukan juga untuk memaki, apalagi untuk menghina beliau si pengirim sms. Tapi berhubung saya ingin belajar sabar dan pengen si pengirim juga akhirnya sadar, saya kirimkan saja sebaris doa langsung dari AlQuran surat Al Ma’dah 5:118. Isinya begini…

“Assalamuallaikum… Ini adalah cetak biru ilahi untuk penyerahan diri. ‘jika Engkau Maha menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka hamba2Mu. Dan jika Engkau Maha Mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha kuasa lagi Maha Bijaksana’. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mengingat Allah dan berdoa”

Begitulah kira2 sms dari saya, dan saya langsung merasakan kenikmatan luar biasa dari pembalasan yang jauh lebih keji daripada kata2 makian manapun. Sebuah doa yang tulus berjumlah dua page itu, saya kirimkan langsung ke hati si penerima alias penipu. Mudah2an sadar… tolong anda semua yang membaca ini juga mendoakan beliau untuk segera menemukan pekerjaan halal lainnya… hehehehe...

Inti dari perjalan penuh ketawa kami berdua adalah, kami ini manusia-manusia yang urat malunya sudah hampir putus dan berada dalam jurang kegilaan yang terlalu dalam untuk bisa diselamatkan. Mudah-mudahan masih banyak lagi yang bisa kami bagi untuk semuanya, dari setiap kejadian bodoh yang sering kali saya atau dia lakukan, baik sengaja ataupun tidak, baik penting maupun kurang penting. Semoga bermanfaat.

PS: don’t try this at home!