Monday, April 19, 2010

Sejak Kehilanganmu

Saya menepuk dada berkali-kali. Terasa kosong melompong,seperti dinding yang tengahnya tidak terisi sempurna. Ada gaung yg mengingatkan saya,pada sebuah kehilangan. Tiba-tiba ruangan tiga kali empat ini serasa hampa udara. Sulit bernapas,apalagi bergerak. Bahkan bibir pun terasa kebas dan kepala seperti tak berengsel,hampir lepas dari sendinya.

Lalu bisa apa sekarang? Dulu semua saya tulis dengan menggebu. Sebuah ketololan yang sering kulakukan. Aku melepasmu. Mungkin bukan itu saja, saya berusaha untuk membuatmu melepaskanku. Kamu menyerah. Kamu menutup mata,seakan-akan tidak peduli bahwa aku ada. Lalu tinggallah aku,tersaruk-maruk menyeret langkah yang kecil untuk bisa terus berjalan. Saya terima sendiri akibatnya. Kamu pun entah bagaimana,menata hidupmu tanpa aku. Daya ku pupus. Sudah hilang,tak berwujud.

Katamu,"kamu pasti bisa tanpa aku". Kataku,"aku bukan manusia tanpamu". Kita saling beradu dalam kata-kata yang sekejap saja habis. Hanya barisan kalimatku yang berbicara pada diri sendiri yang tersisa. Kamu berpaling,entah ada air di sudut matamu atau kering. Saya belum sempat melihat.

Katamu,"anak-anak itu tidak berdosa". Kataku,"mereka tidak berdosa,aku lah si empunya dosa itu". Kau enyahkan tangan yg tergenggam meraup ujung kemejamu. Kau berteriak supaya aku mendengar,padahal aku memang mendengar. Tapi aku tidak mengerti. Hingga saat ini,aku masih tidak mengerti. Tak!

Berputar dan terus mengalun lagu itu, dalam kekosongan jiwaku. Saya senyap. Kata sebagian orang, saya pasti terpulihkan. Hati yang kopong, bukan karena saya tidak peduli. Mungkin hanya karena saya memang sudah mati. Sejak kehilanganmu.

No comments: