Thursday, March 4, 2010

Saya, Toilet, Menjelang Malam

Keram. Toilet jongkok ini membuat saya susah konsentrasi. Harusnya ada niat yang sangat mendesak untuk saya bisa meluruhkan semua sisa makanan yang tidak habis dicerna perut. Tapi niat itu dihalangi, ditekan sampai sedalam-dalamnya sehingga mereka tidak mau keluar. Malu mungkin. Malu pada toilet jongkok yang jarang disikat. Malu pada cermin usang yang sudah tidak bisa dipakai berkaca. Perut dan sistem pencernaan (termasuk pembuangan) saya mungkin sudah terbiasa dengan tempat yang terang-benderang, bukan yang gelap karena bohlam kekuningan yang tidak bercahaya sepenuhnya.

Ada-ada saja. Bahkan perut dan sistem pencernaan (termasuk pembuangan) saya mulai memanja. Ada peluh yang mengalir deras melewati dahi dan turun ke pipi. Saya usap dengan sedikit terengah. Saya lelah. Bahkan untuk buang air saja, saya merasa harus kerja keras sampai begini. Mungkin ada baiknya juga, supaya perut dan sistem pencernaan (termasuk pembuangan) yang saya punya bisa belajar hidup susah. Selama ini mereka hanya dijalankan oleh otak saya yang pemalas. Selama ini mereka 'nemplok' begitu saja. Begitu mereka teriak sakit dan berhasrat untuk buang air, saya langsung ke kamar mandi dan beberapa menit kemudian, tuntaslah sudah. Sakit itu tidak berlangsung lama, kecuali si perut dan sistem pencernaan saya mengalami gangguan, terjangkit kuman, atau si maag yang hobi bercokol kalau saya kebanyakan minum kopi atau terlambat makan sedikit saja.

Sekarang rasakan. Rasakan kalian, perut dan sistem pencernaan (termasuk pembuangan)! Biar kalian bisa mengerti, menahan sedikit sakit dan kotoran itu mengendap sebentar. Supaya tak sering-sering kalian menyusahkan. Supaya makin naik tingkatlah kalian. Supaya nanti, lain kali, tidak ada lagi penolakan untuk segala jenis toilet jongkok, kamar mandi sempit, cahaya remang-remang, kotornya lantai, dan lain lagi, dan macam-macam lagi.

Menjelang malam, saya dan toilet jongkok beraksi, memberi pelajaran pada kalian si perut yang susah diajak kompromi dan tidak mau diikutkan dalam mediasi.

--
In the middle of stomachache
H.Syahrin no. 16

No comments: