Saturday, July 11, 2009

hati yang mampu memaafkan...sebuah cerita

FX Jakarta, di siang hari yang cerah membuat kaki-kakiku yang hanya terbalut celana super-duper-pendek ini sedikit gemetar. Padahal di luar, matahari sumringah sekali, panas menyengat, walaupun kawasan Senayan tidak sepadat hari biasa.

Di balik kaca-kaca cafe, saya melihat beberapa pengunjung yang sedikit sepi. Waktu makan siang sudah lewat, dan makan malam masih lama datang. Orang lebih senang lalu-lalang, melaksanakan hasrat window shopping ke lantai-lantai atas. Saya nelangsa. Mengingat beberapa bulan yang lalu, saya pernah menapaki tempat ini bersama seorang lelaki. Nelangsa karena apa juga saya tidak berani bicara. Takut salah. Takut ada yang tidak menginterpretasikan dengan betul, memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dipikrkan. Buat apa, ya kan?

Kedatangan saya ke sini karena ulang tahun salah seorang rekan lama. Rekan lama??? Mungkin kurang tepat. Dulu dia memang seorang yang "dekat" dengan sodara saya. Tapi kemudian, kekesalan saya menjadi dendam pribadi yang sulit hilang. Lha, sekarang mau ketemu...kok bisa? Aneh memang... Tapi saya tidak akan mau bertemu dengan orang ini, dengan menyimpan dendam yang sama seperti dulu kala. cukup sudah hati ini menjadi dengki, menjadi hati yang pemarah, menjadi hati yang tersakiti.

Bila melihat judul ini, hati yang memaafkan... Saya menambahkan "sebuah cerita". Karena saat ini memaafkan bukanlah perkara yang mudah bagi saya. tidak bagi orang yang masih belajar untuk bisa, sekali lagi "belajar untuk bisa" memaafkan. Apa yang paling penting dari pelajaran memaafkan ini? Sebuah cerita, ketika kita bisa memaafkan diri sendiri. Memaafkan objek penderita dari total keseluruhan cerita dari kepedihan, kesedihan, patah hati, sakit, aniaya, atau derita. Inilah aku... cerita ini dimulai dari seorang aku dan akan berakhir ketika aku telah menyadari "aku" inni telah termaafkan.

Lalu sampailah saya, berjalan di mall ini dari lantai paling bawah sampai atas untuk mencari cake ultah, birthday card and gift untuknya, bersama dengan sodara saya. Ketenangan ini begitu menyerap saya menjadi tenteram, tidak terbersit kelam dan dendam. Saya telah memaafkan. Dia dan diri saya. Kami telah dimaafkan sebuah "hati".

Begitu pula dengan kenangan tentang dia, seorang yang menyakiti saya dan mengkhianati cinta saya dengan begitu kejamnya. Fx ini menimbulkan getaran-getaran kedewasaan. Sakit dan pilu ini saya pendam, atau lebih tepatnya, telah hilang terbang. Mungkin beban ini menyenangkan, kadang-kadang saya berterima kasih. Syukur kepada Tuhan. Inilah pelajaran berharga saya hari ini, sebuah cerita untuk saya dan anda semua. Cerita biasa saja tentang sebuah hati..."hati yang memaafkan"...

No comments: