Sunday, August 9, 2009
Arah Angin
Empat dimensi membelah bumi
Pergilah ia ke masing-masing jalannya
Tanpa ujung,lalu membumbung
Arah angin melesat..berkeliaran, ribut, resah
Kutanya pada utara
Ia menunjuk titik tak kasat mata
Kucari,lalu liar berdebar
Aq hilang lagi,tersasar
Timur tertawa
Aq tunduk,layu sendu
Berderak pacu jantung berirama
Ia ingin aq sesat jiwa
Selatan terkekeh
Desau batas kelam makin hitam
Masih ingin menoleh
Tapi lantas lunglai kaki terdiam
Tinggal barat sisa isyarat
Kehendak menggeliat
Meraih onggokan debu yang terjatuh
Tapi ia tetap bisu
Pada arah angin aq bicara.. Bibir mengatup,bagai mati raga. Aq tidak tau dmana dia. Hanya hati yang mampu rasa. Karena kami masih punya cinta. Dalam kebutaan mata angin,tersesat arah. Aq bisa menyalakan ia saat gulita. Bukan di ujung timur,selatan,barat ataupun utara. Ia adalah inti jiwa. Kutemukan dia di sana.
Lalu kukatakan lagi pada arah angin...kalian sudah kalah!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment