Monday, August 10, 2009

selamat malam dunia

Ingin mengucapkan selamat malam kepada seluruh penjuru dunia, beserta semua penghuni yang saat ini menumpang hidup di bumi. Malam ini berkuasa, terhadap saya, terhadap Anda semua yang sekarang sedang bertekuk lutut melawan kantuk dan akhirnya tunduk di balik selimut. Malam ini dengan hawanya yang menusuk, membuat reka ulang peristiwa hari di benak saya sedikit tersendat-sendat. Saya jadi kepingin juga ikutan tidur dan bersemayam dengan tenang di kasur kebanggaan saya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah hasil pinjaman.

Saya merasakan bahagia. Kemarin merupakan hari yang menggembirakan, karena saya bertemu lagi dua sahabat saya dan kami menghabiskan saturday night bersama. Para wanita muda, yang single, bukan janda. Lalu hari ini akhirnya saya kembali memasuki Gereja. Merasakan lagi nikmat ketika duduk menghadap altar Tuhan yang bersahaja. Pulangnya pun saya secara tidak sengaja (betul-betul tidak sengaja), menyaksikan gerhana bulan yang cantik. Puas rasanya hari ini, setelah seminggu penuh berkutat dengan pikiran sendiri yang kadang menakutkan, kadang juga melemahkan semangat hidup. Sekarang saya merdeka, jiwa saya sudah kian menunjukkan giginya. Saya berkata, "Saya tidak akan menyerah!!!"

Yang paling membuat saya tidak berhenti bersyukur adalah, Tuhan masih memberikan nikmatnya untuk hidup yang entahlah sampai kapan berhenti di penghujungnya. Saat ini saya totally pengangguran, tidak punya banyak kerjaan. Tapi karena itu juga saya bisa membangun keluarga bahagia lagi dengan rekan-rekan seperjuangan di UNPAD, para perwira dan perwiri KMBD.Mereka yang selama ini jarang saya "rusak" kehidupan kostnya, sekarang saya bisa jajah dan obrak-abrik. Bagaimana saya tidak bahagia, bila saya disediakan tumpangan menginap gratis selama sebulan berikut fasilitas-fasilitasnya. Trims berat buat teman-teman KMBD.

Lalu yang kedua yang saya syukuri adalah, orang tua saya masih memperhatikan saya di masa kelam ini. Malah lebih. Sang ayah tercinta, seringkali menanyakan kabar dan memberikan dorongan moril (termasuk materiil tentunya) supaya saya tidak lagi stres. Beliau malah menyarankan saya pulkam a.k.a pulang kampung, yang artinya saya bisa beristirahat dari pekerjaan mencari kerjaan ini. Sudah sekian kali hari Sabtu, tapi lamaran dari lowongan kerja di koran tidak ada satupun yang nyangkut dengan suksesnya. Beliau ini memang betul-betul setia pada anaknya.

Hikmah di balik semua kekelaman ini? Saya jadi tidak lagi anti pada kegagalan, tidaklagi sombong dan ke-PEDE-an menghadapi panggilan interview, tidak lagi suka menyiaka-nyiakan harta (yang tinggal sedikit karena cekak). Belajar dan belajar, seperti sifat dasar manusia pada umumnya. Kalau boleh mengutip kata-kata orang Indonesia, "masih bagus udah lulus kuliah. Masih bagus, bisa hidup dari biaya orang tua. Masih bagus, punya temen-temen yang ternyata menganggur juga," serta masih bagus-masih bagus yang lain. Ada untungnya juga saya lahir, tinggal, dan besar di negara ini yang banyak memberikan excuses.

Rupanya malam semakin larut. Mudah-mudahan rasa syukur ini membuat saya bisa menjadi orang yang lebih baik lagi. Tuhan Maha Baik lho, Saudara-saudara... Ini tidak bohong. Kalau Anda tidak percaya, mari berdiskusi dengan saya. Kita temukan bersama kebaikan-kebaikan Dia yang sungguh Agung. Kesempatan ini, saya ucapkan terima kasih pada keluarga, sahabat, koko2 angkat, rekan-rekan, Gereja Hosana, Pendeta Agus yang tadi sore berkotbah, gerhana bulan yang menyentil keimanan saya, serta 24 jam yang saya terima sepanjang hari ini (atau lebih tepatnya "kemarin"). Kalian menyempurnakan saya...

No comments: